Langit biru, rindukah kau padaku?

"Pagi ini ku lihat awan masih kelabu..
Asapkah atau mendung.
Pabila mendung mengapa tak jua turun hujan?"


Langit aku rindu....
Setiap pagi aku selalu memperhatikan kondisi langit.
Dulu sebelum terjadi banyak kebakaran di banyak provinsi di pulau sumatera, tiap pagi aku disuguhkan pemandangan biru elok nan menyejukkan.
Aku suka sekali dulu di pelataran pondokan menghirup segarnya udara pagi sambil memandang matahari terbit di ufuk timur dengan background langit biru yang cantik.
Indah sekali, benar-benar indah. Matahari bersinar begitu perkasa, menerangi seluruh alam.

Namun kini yang kulihat setiap hari hanyalah langit yang kelabu. Matahari tak lagi memancarkan keperkasaan sinarnya. Semburat merah ku lihat matahari pagi itu. Seakan ia ikut bersedih melihat alamku yang semakin rusak ini. Kebakaran hutan dan lahan dimana-mana.

Siapa yang mau disalahkan?
Siapa yang mau kita sidangkan?
Siapa pula yang akan kita hukum?

Aku memang tiada tahu persis siapa dalang masalah di balik semua musinbah kebakaran di Indonesia saat ini. Berita di beberapa media menyudutkan beberapa pihak.

Aku tidak tahu, atau bahkan kita juga menyumbang sebab kebakaran ini?

Mungkin saja.

Aku tidak tahu.

Aku inginkan kita semua sadar, tidak la sepatutnya kita mengeksploitasi alam kita secara berlebihan.
Manusia di bumi ini hanyalah sebagai perusak. alih-alih ingin memelihara alam. Padahal ada maksud lain. Hal yang bertentangan dengan itu.

Oh manusia, aku juga manusia..

Kita seharusnya harus berbenah diri, berkacalah pada cermin. Lihat diri kita masing-masing.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan Amburadul sang Programmer

Solusi Game Wumpus Kecerdasan Buatan

CODING FINISHED